Saya ajak Anda untuk mengenal daerah asal saya tercinta, kota Bukittinggi.
Bukittinggi terletak di daerah Sumatera Barat. Bukittinggi ini dikelilingi oleh tiga gunung yaitu gunung Merapi, gunung Singalang dan gunung Sago. Memang sangat indah, setiap perjalanan di Sumatera Barat, tidak akan pernah lepas pemandangan gunung-gunung dan bukit-bukit yang sangat indah nan hijau. Dari Padang ibukota Sumatera Barat menuju ke Bukittinggi membutuhkan waktu lebih kurang 2.5 jam dan melewati air terjun Lembah Anai dengan pemandangan nan indah yang bisa dilihat langsung dari jalan Padang Bukittinggi.
Selain itu Kota Bukittinggi adalah kota yang bersaudara / kembar dengan kota Seremban dari Negeri Sembilan Malaysia.
Bukittinggi merupakan kota kelahiran Bung Hatta dan terkenal dengan adanya Jam Gadang.
Pada bulan Juni 1948 sampai dengan Desember 1949, kota Bukittinggi pernah ditunjuk sebagai ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Selanjutnya kota Bukittinggi pernah menjadi ibukota propinsi Sumatera,dan ibukota Sumatera Tengah (Sumbar, Jambi dan Riau).
Kota Bukittinggi dijuluki sebagai kota wisata. Sangat banyak tempat-tempat wisata dan sering dikunjungi oleh turis-turis manca negara dan juga domestik.
Ada pun tempat-tempat wisata yang ada di kota Bukittinggi, adalah
1. Jam Gadang
Dikenal juga sebagai titik nol kota Bukittinggi. Dibangun pada tahun 1926 oleh Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam Gadang menghadap ke Pasar Atas Bukittinggi dengan ukuran 13 x 4 x 26 meter, diameter jam 80 cm. Jam Gadang bergerak secara mekanik dengan empat sisi yang menghadap ke empat arah mata angin. Keunikan dari Jam Gadang ini adalah penulisan angka Romawi IV, di Jam Gadang ditulis IIII. Konon kabarnya biaya yang dikeluarkan adalah sekitar 3000 Gulden.
Pada mulanya puncak jam gadang berbentuk bulat dan diatasnya ada patung ayam jantan. Saat Jepang menduduki Bukittinggi diubah menjadi bentuk klenteng. Setelah masa kemerdekaan bentuknya berubah menjadi puncak atap rumah adat Minangkabau.
Bukittinggi terletak di daerah Sumatera Barat. Bukittinggi ini dikelilingi oleh tiga gunung yaitu gunung Merapi, gunung Singalang dan gunung Sago. Memang sangat indah, setiap perjalanan di Sumatera Barat, tidak akan pernah lepas pemandangan gunung-gunung dan bukit-bukit yang sangat indah nan hijau. Dari Padang ibukota Sumatera Barat menuju ke Bukittinggi membutuhkan waktu lebih kurang 2.5 jam dan melewati air terjun Lembah Anai dengan pemandangan nan indah yang bisa dilihat langsung dari jalan Padang Bukittinggi.
Selain itu Kota Bukittinggi adalah kota yang bersaudara / kembar dengan kota Seremban dari Negeri Sembilan Malaysia.
Bukittinggi merupakan kota kelahiran Bung Hatta dan terkenal dengan adanya Jam Gadang.
Pada bulan Juni 1948 sampai dengan Desember 1949, kota Bukittinggi pernah ditunjuk sebagai ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Selanjutnya kota Bukittinggi pernah menjadi ibukota propinsi Sumatera,dan ibukota Sumatera Tengah (Sumbar, Jambi dan Riau).
Kota Bukittinggi dijuluki sebagai kota wisata. Sangat banyak tempat-tempat wisata dan sering dikunjungi oleh turis-turis manca negara dan juga domestik.
Ada pun tempat-tempat wisata yang ada di kota Bukittinggi, adalah
1. Jam Gadang
Dikenal juga sebagai titik nol kota Bukittinggi. Dibangun pada tahun 1926 oleh Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam Gadang menghadap ke Pasar Atas Bukittinggi dengan ukuran 13 x 4 x 26 meter, diameter jam 80 cm. Jam Gadang bergerak secara mekanik dengan empat sisi yang menghadap ke empat arah mata angin. Keunikan dari Jam Gadang ini adalah penulisan angka Romawi IV, di Jam Gadang ditulis IIII. Konon kabarnya biaya yang dikeluarkan adalah sekitar 3000 Gulden.
Pada mulanya puncak jam gadang berbentuk bulat dan diatasnya ada patung ayam jantan. Saat Jepang menduduki Bukittinggi diubah menjadi bentuk klenteng. Setelah masa kemerdekaan bentuknya berubah menjadi puncak atap rumah adat Minangkabau.
2. Taman Budaya Marga Satwa Kinantan dan Taman Bunga Bundo Kanduang
Dekat dengan Pasar Atas juga terdapat Kebun Binatang yang di dalamnya ada Taman Bundo Kanduang. Di taman ini terdapat rumah Gadang, museum Rumah Adat Banjuang yang isinya berbagai budaya Minang Kabau dan Binatang yang diawetkan. Kebun binatang terdapat berbagai jenis binatang yang dilindungi pemerintah. Terdapat juga gajah, Onta yang didatangkan dari negeri Timur Tengah, dan binatang lainnya mulai dari yang sangat kecil sampai yang besar dan buas. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk mendirikan kebun binatang ini adalah 800 Gulden. Pada awalnya hanya dikunjungi oleh golongan menengah keatas karena harga tiket yang sangat mahal.
3. Benteng Fort De Kock
Pada mulanya dinamakan Stherrescant.
Benteng yang dibangun pada tahun 1825 oleh Belanda semasa Perang Paderi. Benteng yang tingginya 20 m dengan empat meriam kecil di setiap sudutnya. Bercat putih - hijau. Benteng ini sekarang merupakan tempat wisata terutama untuk anak-anak muda yang membawa pasangannya. Lokasinya nan hijau dan sejuk, ditengahnya ada benteng yang bangunannya tetap dirawat sampai sekarang.Setiap hari Minggu, sangat sejuk jika bawa lari
pagi di sekitar benteng ini.
4. Jembatan limpapeh
Merupakan penghubung antara Taman Marga Satwa Kinantan dengan Benteng Fort De Kock.
Jembatan ini berada di atas Jl A. Yani atau nama kota sering disebut sebagai Kampung Cina, karena memang banyak orang Cina yang menetap di sana. Ditengah jembatan ada arsitektur atap bagonjong menyerupai rumah adat Minangkabau.
5. Lobang Jepang
Merupakan lokasi peninggalan penjajahan zaman Jepang. Dibangun sekitar tahun 1942 untuk pertahanan Jepang dalam Perang Dunia kedua. Panjang sekitar 1.4 km dan lebar sekitar 2 m. Di dalam lobang Jepang memang gelap, tetapi sekarang untuk lokasi tertentu diberikan lampu agar pengunjung lebih nyaman. Di dalam lobang Jepang terdapat ruang penyiksaan dan persenjataan, ruang makan dan minum, ruang dapur. Lobang Jepang karena panjangnya, sehingga memiliki pintu masuk yang menyebar di kota Bukittinggi, yaitu di Taman Panorama, Ngarai Sianok dan Tri Arga (Istana Bung Hatta).
6. Taman Panorama
Tempat wisata di kota Bukittinggi. Berlokasi di Jl. Panorama Bukittinggi. Pemandangannya nan indah dibelakang Gunung Singalang. Lokasi tempat wisata ini berada di tepi jalan dan berjarak 1 km dari pusat kota.
Lokasi Taman Panorama ini berada di depan Museum Tri Daya Eka Darma.
7. Museum Tri Daya Ekadarma
Museum ini berlokasi di Jl. Panorama dekat kantor PDAM Bukittinggi. Di museum ini kita dapat melihat pesawat yang berada di taman depan museum, senjata, dan foto-foto perjuangan melawan penjajahan.
8. Istana Bung Hatta (Tri Arga)
Merupakan tempat wisata yang berada di dekat Jam Gadang. Biasanya sering mengadakan acara kesenian budaya Minang seperti tari, saluang dll.
9. Rumah Kelahiran Bung Hatta
Berada di Jl. Soekarno-Hatta dekat dengan pasar tradisional Pasar Bawah Bukittinggi. Di dalamnya terdapat berbagai benda peninggalan Bung Hatta, mulai dari sepeda, bendi, tempat tidur, piring, gelas, foto-foto dan lain sebagainya.
Rumah kelahiran Bung Hatta ini dibuka untuk umum.
10. Janjang Ampek Puluah
Janjang Ampek Puluah ini dalam bahasa Indonesia berarti Jenjang Empat Puluh. Jenjang ini merupakan penghubung antara Pasar Atas Bukittinggi dengan Pasar Bawah Bukittinggi. Di sepanjang janjang terdapat berbagai macam souvenir terutama lukisan-lukisan mengenai kota Bukittinggi.
11. Ngarai Sianok
Merupakan tempat wisata yang berada di pusat kota. Pemandangannya yang sangat indah, Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah yang memiliki suasana kehijauan yang menyejukkan mata memandang. Dibawahnya mengalir sungai-sungai yang jernih. Lebar sekitar 200 m, panjang 15 km dan kedalaman 100 m. Di kelilingi tebing-tebing nan tinggi. Dan dekat Ngarai Sianok terdapat Janjang Saribu merupakan tangga dengan jumlah 1000 anak tangga.
12. Janjang Saribu
Merupakan objek wisata yang alami dan berliku-liku. Di lokasi ini dapat melihat kera yang berkeliaran bebas dan jenjang ini dahulunya memiliki 1000 anak tangga yang alami yang digunakan masyarakat setempat untuk mengambil air ke Ngarai Sianok. Janjang 1000 diapit oleh tebing-tebing. Biasanya di sekitar janjang 1000 digunakan untuk tempat camping.
13. Pasar Atas dan Pasar Bawah Bukittinggi
Pasar Atas Bukittinggi merupakan objek wisatawan yang ingin berbelanja. Di sini pusat perbelanjaan khas Minang, mulai dari pakaian, peralatan Shalat, pernak-pernik berbau Minang, sandal atau sepatu khas Minang semuanya ada disini. Lokasinya diapit oleh Jam Gadang, Taman Budaya Marga Satwa Kinantan dan Janjang Ampek Puluah. Banyak turis yang berkunjung baik turis domestik atau pun turis manca negara.
Pasar tradisional pasar bawah merupakan pasar rakyat. Di sini tempat berjualan kebutuhan memasak mulai dari rempah-rempah sampai berbagai macam daging dan ikan. Merupakan pusat pasar tradisional di kota Bukittinggi. Di Bukittinggi hari pasar (hari pakan) setiap minggunya adalah hari Rabu dan hari Sabtu. Berbagai penduduk sekitar kota Bukittinggi berbelanja ke sini baik untuk dikonsumsi langsung atau pun untuk membeli pengisis warung/kedai.
Penghubung antara pasar atas dengan pasar bawah terdapat pasar lereng (karena jalannya yang malereng atau memiliki sudut sekitar 35-45 derajat) dan penghubung lainnya janjang ampek puluah.
14. Pasar Aur Kuning
Merupakan tempat grosir di Bukittinggi. Pasar ini menjual berbagai macam pakaian, sepatu dan pernak-pernik dalam jumlah yang besar. Biasanya yang membeli adalah para pedagang yang akan menjual kembali di toko atau pun warung mereka. Para pembeli juga datang dari luar Sumatera Barat.
Harrah's Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusHarrah's Hotel Casino 계룡 출장안마 & Spa locations, rates, amenities: expert Harrah's research, 포항 출장마사지 only at 남양주 출장안마 Hotel and 제천 출장샵 Travel 태백 출장마사지 Index.