Halaman

Senin, 13 Desember 2010

Lukah Gilo di Batusangkar



Tari Luka Gilo adalah kesenian rakyat yang sarat dengan kekutan supernatural yang hingga sekarang masih berkembang dalam masyarakat Nagari Padang Magek, Lukak Tanah Datar (dusun guguak Gadang, desa Padang Magek Utara, kecamatan Rambatan, Tanah Datar, Sumatera Barat). Tari ini menggunakan Lukah besar (sejenis bamboo tempat untuk meletakkan belut) sebagai property utama, yang dapat bergerak sendiri dan tidak dikendalikan oleh orang yang memegangnya. Orang yang memegangnya terlihat seperti kesetanan karena tidak bisa menjinakkan luka yang membawa mereka kian kemari tersebut. Bahkan ada harus terhimpit oleh orang lain karna kekuatan dari luka gilo tersebut. Diakhir acara luka gilo dijinakkan oleh seorang pawang dan biasanya semua peserta yang berusaha menjinakkan luka gilo akan kerasukan. Pertunjukan ini sangat digemari masyarakat, hingga diberi tempat untuk tumbuh dan berkembang.
Tari Luka Gilo identik dengan agama yang yang diperkenalkan oleh Adhityawarman yang melakukan ritus yang kesemuannya dapat dikatakan sebagai upacara persekutuan mistik dengan dewa ataupun jin.Sedangkan agama mayoritas masyarakat Minangkabau adalah agama Islam, mereka mengklaim bila tidak beragama Islam dianggap bukan orang Minangkabau. Ungkapan ini menyiratkan ketaatan dan kefanatikan mereka pada Islam. Meskipun demikian bukan berarti bahwa praktek magis telah lenyap. Eksistensi masyarakat Minangkabau penganut agama Islam sekaligus penerus budaya nenek moyang, dan menjadi konflik internal. Berbagai upaya ditempuh untuk mencapai perdamaian antara dua kubu sehingga lahirnya fatwa adai’ basandi syarak, syarak basandi kitabullah;syarak mangato, adai’ mamakai(adat mengacu pada agama, agama mengacu pada kitab; agama mengatur, adat melaksanakan ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar