Ini foto Danau Singkarak dengan lintasan kereta api di tepinya
Kalau foto yang di bawah ini diambil dari sini:
Ikan bilih singkarak ukurannya sebesar ikan teri. Ikan ini populasinya makin berkurang saja karena penangkapannya dengan cara yang serampangan (dituba, dibom, atau ikan yang ditangkap masih kecil-kecil). Pernah dibudidayakan di luar danau Singkarak, tetapi tidak berhasil. Jika anda sempat mengunjungi danau Singakarak, maka di pinggir danau banyak nelayan yang menjual ikan bilih, ikan bada, dan pensi. Pensi adalah semacam kerang danau, ukurannya kecil-kecil, sangat enak jika digulai dengan kuah santan yang sedikit.
Nama bilih berasal dari kata iblis. Bahasa Indonesia untuk ikan ini adalah ikan bilis (bilis, iblis, masih satu ucapan, bukan?). Aneh? Nggak aneh, di Sumatera Barat dulu lazim untuk mengatakan benda yang ukurannya kecil dan tipis dengan kata bilih. Orang-orangtua zaman dulu sering mengatakan uang koin logam yang tipis dengan sebutan uang bilih. Atau, anak-anak yang suka bermain setelah waktu Maghrib sering diomeli dengan kata “jan bamain juo lai, beko ditangkok bilih“, artinya “jangan bermain lagi, nanti ditangkap iblis”. He..he…
Kembali ke ikan bilih yang dibawa mertua tadi. Di rumah saya ikan tadi digoreng garing. Lebih enak jika dicampur dengan sambal cabe hijau dan goreng kentang. Tapi makan nasi dengan ikan bilih dan goreng samba lado merah juga nikmat. Nah, ini dia foto ikan bilih Singkarak yang sudah selesai digoreng.
Hmmm… nikmat. Makan yuk….Toray lah sanak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar